Jumat, 01 Juli 2011

ANRI

2.1 Media Penyajian
Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa menceriterakan rangkaian peristiwa yang didasarkan kepada arsip, dimulai dari  Masa Kejayaan Nusantara, Perjuangan Melawan Penjajahan, Kebangkitan Nasional, Proklamasi Kemerdekaan, Masa Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan, Masa Reformasi, yang diakhiri dengan perenungan di dalam ruang teater.
Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa menggunakan ruanganseluas 750 m2 terdiri atas 8 hall, masing-masing memuat petikan peristiwa pada episode tertentu. Sajian peristiwa ditampilkan dengan berbagai teknik, perpaduan antara seni dan teknologi.

2.2 Hall A

Pada saat pertama kali memasuki ANRI, pengunjung akan disajikan replika dari berbagai prasati peninggalan kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia, misalnya Prasasti Ciaruteun peninggalan kerajaan Tarumanegara. Replika-replika ini dibuat dengan ukuran yang lebih kecil.

Hall A merupakan gambaran umum dari masing-masing Hall yang ditampilkan dalam bentuk wall display dan digital book. Digital book merupakan buku digital yang memanfaatkan teknologi layar sentuh.


4

         2.3 Hall B
Masa Kejayaan Nusantara hingga masa penjajahan di bumi pertiwi ditampilkan pada hall B.
Terdapat sebuah layar yang menampilkan berpuluh-puluh profil dari pahlawan nasional indonesia. Pengunjung tinggal memilih profil dari pahlawan yang mana yang ingin ditampilkan. Misalnya saja, Panglima Polim dan Raden Ajeng Kartini.
Dan juga, terdapat display “acrylic laser marking” yang memuat profil atau biografi beberapa tokoh pejuang di masa kerajaan, dan di tengah ruangan terdapat bola dunia berisi lampu led yang terhubung dengan layar monitor. Pemilihan pahlawan didasarkan pada pertimbangan sebaran lokasi perjuangan.

      2.3 Hall C

 

Saat berada dalam Hall C, pengunjung serasa dibawa ke masa-masa awal pergerakkan para pemuda di indonesia, mulai dari tahun 1908-1928. Terpajang foto dari banyak tokoh pemuda di indonesia saat itu. Misalnya saja foto dan profil singkat dari tiga serangkai pendiri Indische Partij, yakni E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara.

 

 

Terdapat juga foto dari saat-saat pelaksanaan sumpah pemuda. Selain itu, juga terdapat diorama yang menceritakan tentang semangat sumpah pemuda yang berkoar diantara para pemuda indonesia saat itu. Catatan sejarah dalam bentuk grafis ditampilkan pada panel-panel display yang ditempatkan pada dinding dan kolom. Naskah asli dari Sumpah Pemuda adalah salah satu materi yang dipamerkan.

5

Selain itu, di Hall ini, pengunjung dapat mendegar lagu kebangsaan indonesia, yaitu Indonesia Raya, yang dimainkan dengan 2 versi. Ada versi yang sudah sering terdengar yakni versi 1 straza dan ada juga versi asli yang diciptakan WR Supratman yang merupakan versi 3 straza.

 

2.4 Hall D

 

Di Hall D ini, pengunjung akan melihat peristiwa bersejarah di Indonesia yaitu peristiwa proklamasi Kemerdekaan. Terdapat pula patung ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera merah putih. Dari penjelasan pemandu, ternyata bendera merah putih dibuat dari seprei milik ibu fatmawati dan Ir. soekarno.

 

Di sini juga dapat didengar naskah proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Selain itu juga terdapat naskah tekas proklamasi mulai dari yang disebar luas ke masyarakat, atau naskah proklamasi yang diketik sayuti melik, ataupun naskah asli tulisan tangan dari soekarno yang baru ditemukan paling akhir karena pada saat itu masyarakat indonesia belum sadar akan pentingnya pengarsipan.

 

Selain itu, dari penjelasan pemandu, diketahui juga sebuah fakta baru yaitu bahwa rekaman pembacaan teks proklamasi yang dibacakan soekarno ternyata merupakan rekaman ulang dan bukan rekaman asli dari pembacaan teks proklamasi Tanggal 17 agustus 1945. Hal ini terjadi karena saat 17 agustus 1945 tidak ada yang merekamnya, hingga pada tahun 1950, terdapat inisiatif yang meminta soekarno membacakannya ulang untuk dijadikan arsip nasional.

 

Selain itu, diketahui juga fakta bahwa tulisan tahun pada naskah proklamasi  yang asli, yakni yang masih berupa tulisan tangan soekarno, serta naskah proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik, ditulis dengan 17-08’ 05. ternyata, penulisan tahun ini didasarkan pada tahun showa, yakni tahun jepang.

6

Pada saat itu, menurut Tahun Showa,  tahun 1945 adalah tahun 2605 sehingga ditulis dengan “o5” dan bukan “45”

 

Selain itu, di Hall ini juga terdapat berbagai macam foto yang berkaitan dengan peristiwa proklamasi.

 

 

            2.5 Hall E

Pada episode pertama (Hall E), pengunjung dapat menyaksikan betapa negara dan bangsa yang baru merdeka ini dihantam berbagai gangguan yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik internal maupun eksternal tersebut terjadi pada rentang tahun 1945-1965. Beberapa peristiwa heroik sekitar 1945 diharapkan dapat menjadi teladan jiwa kepahlawanan bagi generasi penerus. Di sini ditampilkan pula potret prestasi bangsadalam membangun NKRI baik nasional,regional maupun internasional.
Pada Hall ini, diceritakan mengenai beberapa perlawanan bersenjata maupun perundingan secara diplomasi. Misalnya perundingan indonesia dengan belanda secara diplomasi, yakni Perjanjian Linggarjati, Roem Royen, KMB, dll.
            2.6 Hall F
Mengawali perjalanan Hall F, pengunjung diajak merenungi peristiwa bersejarah yang terjadi pada 30 September 1965. Pengunjung dibawa pada suasana ruang yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Sebuah lorong dengan interior dramatis menjadi pemandu psikologis sebelum menyaksikan mini diorama Lubang Buaya.
Disini pengunjung dapat melihat sebuah tayangan berisi tentang pengangkatan mayat-mayat para pahlawan revolusi dari lubang buaya. Sungguh sebuah
7
tanyangan yang sangat memilukan. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat patung kecil dari para pahlawan revolusi.

            2.7 Hall G
Hall G memuat peristiwa terpilih sepanjang Orde Baru menuju Reformasi. Interior ruangan yang merupakan miniatur dari gedung MPR/DPR ini diawali dengan sejarah parlementaria kemudian menceritakan masa peristiwa kerusuhan mei 1998.
Pengunjung pun dapat menyaksikan film dokumenter mengenai pergantian era menuju reformasi. Pada hall ini pun, terdapat arsip perubahan/amandemen UUD 1945, yang ditampilkan dalam bentuk wall display.
Di hall ini juga terdapat foto-foto dari masa kerusuhan Mei 1998. salah satu foto tersebut adalah banyaknya massa/mahasiswa yang menduduki dan menaiki atap atau kubah dari gedung kura-kura (sebutan untuk gedung MPR/DPR)

            2.8 Hall H
Pada Akhirnya, pengunjung diajak menyaksikan film tentang sejarah perjuangan bangsa sejak tahun 1942 hingga sekarang. Tayangan ini diharapkan dapat menggugah hati nurani anak bangsa sekaligus sebagai wahana perenungan bahwa kejayaan bangsa hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan pengorbanan.

8
Adapun film yang ditampilkan yaitu film dokumenter yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa dari tahun 1942 hingga era reformasi sekarang. Juga beberapa film dokumenter pidato dan biografi presiden Soekarno.
Dinding di luar layar teater memuat peristiwa terpilih sepanjang rentang waktu 1998 - 2008. Dalam waktu sepuluh tahun itu, antara lain terjadi empat kali pergantian Presiden RI, perubahan/amandemen terhadap Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun  1945, terbitnya Undang-undang  Otonomi Daerah, lepasnya Provinsi Timor-Timur, dan tercapainya kesepakatan damai antara Gerakan Aceh Merdeka  dengan Pemerintah Republik Indonesia. Peristiwa penting lain adalah bencana tsunami yang mendapat perhatian internasional.
Dalam kerangka memupuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa, pada Hall G juga ditampilkan contoh pakaian adat dan lagu-lagudaerah yang mengapresiasikan pengunjung akan  kekayaan dan keberagaman budaya bangsa serta saratnya Bumi Pertiwi dengan kearifan lokal. Lagu-lagu daerah dapat diperdengarkan melalui pilihan judul lagu pada layar  monitor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar